This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Senin, 18 April 2011
PTOSIS
03.59
Riski Chairi
Kelopak mata turun/menggantung dan tidak dapat membuka dengan sempurna disebut dengan Ptosis. Secara medis, Ptosis adalah kondisi kelopak mata yang tidak dapat membuka dengan optimal (kelopak mata turun/menggantung) ketika memandang lurus ke depan (Drooping eye lid), tidak seperti mata normal pada umumnya. Secara fisik, ukuran bukaan kelopak mata pada ptosis lebih kecil dibanding mata normal.
Normalnya kelopak mata terbuka adalah = 10 mm. Ptosis biasanya mengindikasikan lemahnya fungsi dari otot levator palpebra superior ( otot kelopak mata atas ). Rata – rata lebar fisura palpebra / celah kelopak mata pada posisi tengah adalah berkisar 11 mm, panjang fisura palpebra berkisar 28 mm. Rata – rata diameter kornea secara horizontal adalah 12 mm, tetapi vertikal adalah = 11 mm. Bila tidak ada deviasi vertikal maka refleks cahaya pada kornea berada 5,5 mm dari batas limbus atas dan bawah. Batas kelopak mata atas biasanya menutupi 1.5 mm kornea bagian atas, sehingga batas kelopak mata atas di posisi tengah seharusnya 4 mm diatas reflek cahaya pada kornea. Jika batas kelopak mata atas menutupi kornea 1 atau 2 mm kebawah masih dapat dikatakan normal, termasuk ptosis ringan, jika menutupi kornea 3 mm termasuk ptosis sedang, dan jika menutupi kornea 4 mm termasuk ptosis berat.
Jenis / tipe ptosis
Ptosis secara garis besar dibagi menjadi 2 type:
1. Congenital Ptosis (dibawa sejak lahir).
2. Acquired Ptosis (didapat).
Ptosis congenital ada sejak lahir dan biasanya mengenai satu mata dan hanya 25% mengenai ke 2 mata. Ptosis terjadi karena kesalahan pembentukan (maldevelopment) otot kelopak mata atas dan tidak adanya lipatan kelopak mata, tetapi kerusakan mendasarnya kemungkinan timbul pada persarafan dibandingkan otot itu sendiri, karena sering ditemukan lemahnya otot rektus superior yang dipersarafi oleh Saraf / Nervus III.
Ptosis yang terjadi pada masa perkembangan bayi dapat menyebabkan amblyopia, yang terjadi pada satu atau kedua mata dimana kelopak mata menutupi visual axis, terutama jika berhubungan dengan ptosis kongenital (ptosis yang didapat dari lahir). Amblyopia dari ptosis berhubungan dengan astigmatisme tinggi. Ptosis menimbulkan tekanan pada kelopak mata dan dengan waktu dapat merubah bentuk kornea yang menimbulkan cylinder tinggi. Anak – anak dengan congenital ptosis dan amblyopia harus dipertimbangkan untuk melakukan operasi ptosis, dan kelainan refraksi yang mereka miliki harus diterapi dengan kontak lens, dan untuk amblyopianya harus dilakukan terapi oklusi (tutup mata).
Acquired ptosis sering terlihat pada pasien berusia lanjut. Umumnya disebabkan bertambah panjangnya (stretching) otot levator palpebra (otot yang berfungsi mengangkat kelopak mata), trauma/pasca kecelakaan, pertambahan usia, pengguna contak lens dan luka karena penyakit tertentu seperti stroke, diabetes, tomor otak, kanker yang mempengaruhi saraf atau respon otot, horner sindrom dan myasthenia gravis.
Symptoms / Gejala
· Jatuhnya / menutupnya kelopak mata atas yang tidak normal.
· Kesulitan membuka mata secara normal.
· Peningkatan produksi air mata.
· Adanya gangguan penglihatan.
· Iritasi pada mata karena kornea terus tertekan kelopak mata.
· Pada anak akan terlihat guliran kepala ke arah belakang untuk mengangkat kelopak mata agar dapat melihat jelas.
Pemeriksaan
Ketika melakukan pemeriksaan, yang pertama kali diperhatikan adalah penyebab dari ptosis itu sendiri. Dibawa sejak lahir atau disebabkan oleh penyakit tertentu atau disebabkan oleh trauma. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan:
· Tes tajam penglihatan, tes kelainan refraksi, hasil refraksi dengan sikloplegic juga harus dicatat.
· Kelainan strabismus / mata juling.
· Produksi air mata (Schirmer test).
· Diameter pupil dan perbedaan warna iris pada kedua mata harus diperiksa pada kasus Horner Syndrome.
· Tinggi kelopak mata atau fissure palpebra diobservasi dan diukur. Pengukuran dilakukan dalam millimeter (mm), di ukur berapa besar mata terbuka pada saat melihat lurus / kedepan, melihat ke atas dan kebawah.
· Foto lama dari wajah dan mata pasien dapat dijadikan dokumentasi untuk melihat perubahan pada mata.
Treatment / pengobatan
Observasi hanya dibutuhkan pada kasus congenital ptosis sedang (mild congenital ptosis), jika tidak terdapat tanda amblyopia, strabismus dan jika terdapat ketidaknormalan posisi kepala.
· Pasien harus dievaluasi setiap 3 atau 4 bulan untuk menangani amblyopia pada congenital katarak. Foto luar mata dapat membantu memonitor pasien.
· Guliran kepala harus diperhatikan , jika pasien sering mengangkat dagunya (chin up posture), menandakan bertambah buruknya ptosis, disarankan untuk melakukan operasi.
· Pasien harus diperiksa akan adanya astigmatisme disebabkan tekanan dari kelopak mata.
Operasi ptosis/ surgical care
Ptosis biasanya tidak terperbaiki dengan waktu, dan membutuhkan operasi sebagai penyembuhan, khususnya operasi plastic dan reconstructive. Operasi ini ditujukan untuk memperkuat otot levator palpebra.
Koreksi ptosis dengan operasi pada kasus congenital ptosis dapat dilakukan pada berbagai usia, tergantung dari keparahan penyakitnya. Intervensi awal dibutuhkan jika terdapat tanda – tanda amblyopia dan ocular torticollis. Beberapa kasus ocular torticollis menghambat pergerakan (mobility) pada bayi dan anak – anak disebabkan masalah keseimbangan pada posture kepala dan dagu yang terangkat. Jika tidak terlalu mendesak /urgent, operasi dapat ditunda hingga usia 3 atau 4 tahun.
Prognosis/ masa depan
· Perbaikan congenital ptosis dengan operasi mengembalikan fungsi otot levator palpebra yang baik dan juga dari segi kosmetik.Dengan observasi dan pengobatan yang benar, amblyopia dapat diperbaiki dengan sukses.
Diplopia
03.54
Riski Chairi
Diplopia adalah persepsi dari 2 gambar dari sebuah objek tungga. Diplopia dibagimenjadi dua yakni diplopia monokular atau binokular. Diplopia monokular yaitudiplopia yang hanya terjadi pada satu mata. Penglihatan ganda muncul saat salahsatu mata ditutup. Diplopia binokular yaitu penglihatan ganda terjadi apabilasubjek melihat dengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup.
Etiologi
Diplopia binokular disebabkan oleh ketidakserasian okuler, persambunganmioneural (misalnya miastenia gravis), atau otot-otot ekstraaokuler itu sendiri.Miastenia gravis biasanya dapat didiagnosis dengan tes edroponium atauprostigmin. Pembatasan fungsi otot ekstraokluer dapat akibat inflamasi (miositisorbital), infiltrasi (oftalmologi tiroid atau penyakit metastatik) atau terperangkap(fraktus lantai orbita). Setelah penyakit-penyakit restriktif dan miastenia gravisdapat disingkirkan maka penyebab utama diplopia binokuler adalah lesi saraf kranialis.
•Saraf okulomotor (saraf kranialis ketiga):Kompleks nuklear okulomotor (saraf ketiga) adalah struktrur garis tengah yangpadat dalam otak tengah rostral yang mengandung motor somatik dan nukleusvisceral. Neuron motorik memproyeksikan secara ipsilateral ke otot rektus medial,rektus inferior, dan oblik superior dan secara kontralateral ke otot rektus superior.Satu nukleus kaudal sentral menginervasi levator palpebra superior secarabilateral. Akson-akson dari nuklei viseral memproyeksikan secara ipsilateralsebagai preganglion, aliran ke luar parasimpatis ke sfingter pupil dan akomodasi.lesi saraf ketiga lengkap menyababkan ptosis dan ketidakmampuan memutar matake atas, ke bawah, atau ke nasal. Waktu istirahat, mata berdeviasi ke bawah dantemporal. Sfingter iris mungkin dapat terkena atau belum, seperti ditentukan olehukuran pupil dan rekativitas. Trauma kepala dengan atau tanpa fraktur tengkorak merupakan penyebab utama kelumpuhan saraf okulomotor dan perlu jugadipertimbangkan adanya tumor.
•Saraf troklearis (saraf kranialis keempat)Neuron dari nukleus saraf keempat terletak di bagian dorsal medula oblongatarostral pada tingkat kolikuli inferior, berdampingan dengan ujung kaudalkompleks okulomotor. Akson berjalan secara dorsal dan bersilangan pada velummedula anterior (atap ventrikel keempat), di mana akson ini rentan terhadaptrauma kepala. Saraf keluar dari medula oblongata dorsal, menyilang arteriserebelaris superior, berjalan ke depan pada sinus kavernosus, dan memasukiorbita melalui fisura orbitalis superior untuk menginervasi otot oblik superior.Kelumpuhan oblik superior menyebabkan diplopia vertikal dengan hipertropiadan eksiklotorsi mata. Beberapa pasien mengkompensasi ini dneganmengadapatasi dorongan kepala ke arah sisi yang tidak terkena. Trauma kepala,terutama cedera tumpul frontal adalah penyebab paling sering dari kelumpuhansaraf troklearis unilateral dan bilateral. penyebab kedua yang paling sering darikelumpuhan saraf troklearis adalah neuropati iskemik, sering disertai denganpenyakit pembuluh darah yang kecil seperti diabetes (mononeuritis multipleks).
•Saraf abdusen (saraf kranialis keenam)Nukleus abdusen terletak di bawah lantai vntrikel keempat dan lateral dari garistengah pons pada persambungan pons dan medula. Nukleus abdusen mengandungneuron motorik yang menginervasi oto rektus lateral ipsilateral dan kelompok interneuron di mana akson-aksonnya melalui garis tengah dan naik di dalamfasikulus longitudinal medialis mencapai subnukleus okulomotor kontralateralmenginervasi otot rektus medialis dari mata sebelahnya. Nukleus abdusen rentanterhadap abnormalitas timbulnya cedera pada usia dini.DiagnosisRiwayat perjalanan penyakit menentukan apakah diplopia ini melibatkansatu atau kedua mata, apakah diplopia adalah intermiten atau konstan, dan apakahgambar dipisahkan secara vertikal, horizontal, atau keduanya. Setiap rasa sakityang terkait dicatat, serta apakah itu terjadi dengan atau tanpa gerakan mata.
Dalam anamnesis juga harus dilihat apakah ada riwayat hipertensi,diabetes, atau keduanya; aterosklerosis, khususnya termasuk penyakitserebrovaskular, dan penyalahgunaan alkohol.Pemeriksaan dimulai dengan melihat keadaan umum dan pemeriksaantanda-tanda vital. Pemeriksaan mata dimulai dengan mengukur ketajaman visual(dengan koreksi) di setiap mata dan keduanya bersama-sama, yang jugamembantu menentukan apakah diplopia adalah monokular atau binokular.Pemeriksaan mata harus melihat apakah ada penonjolan dari salah satu mata ataukedua mata, kelopak mata terasa berat, kelainan pupil, dan gerakan matadisconjugate dan nystagmus selama pengujian motilitas okular. Oftalmoskopiharus dilakukan, khususnya mencatat segala kelainan dari lensa (misalnya,katarak, perpindahan) dan retina (misalnya, detasemen).Temuan berikut perhatian khusus:
•Defisit lebih dari satu saraf kranial
•Adanya keterlibatan pupil
•Setiap gejala neurologis atau tanda-tanda selain diplopia
•Pain Sakit
•ProptosisTemuan yang dapat mengindikasikan terjadinya defisit dari saraf kranial:
•Saraf III: kelopak mata terasa berat, mata melenceng ke arah bawah,pelebaran pupil kadang-kadang
•Saraf IV: Vertikal diplopia buruk pada pandangan ke bawah; pasienmemiringkan kepala untuk memperbaiki penglihatan
•Saraf VI: mata menyimpang medial, diplopia buruk pada pandanganlateral; pasien ternyata kepala untuk memperbaiki penglihatanNyeri menyatankan adanya lesi tekan atau gangguan inflamasi.Untuk diplopia binokular, pasien dengan kelumpuhan saraf tunggal, responcahaya normal pupil, dan tidak ada gejala lain atau tanda-tanda biasanya dapatdiamati tanpa pengujian selama beberapa minggu. Banyak kasus menghilangsecara spontan. Ophthalmologik evaluasi dapat dilakukan untuk memantau pasiendan bantuan lebih lanjut menggambarkan defisit.
Sebagian besar pasien lainnya memerlukan neuroimaging dengan MRI (CT bisadiganti jika ada kekhawatiran tentang sebuah benda asing logam intraokular ataujika MRI dinyatakan kontraindikasi atau tidak tersedia) untuk mendeteksikelainan orbital, tengkorak, atau SSP. Imaging perlu segera dilakukan bagimereka yang temuan ini menunjukkan infeksi, aneurisma, atau akut (<3 jam)stroke.Mereka dengan manifestasi dari 'penyakit Graves harus memiliki tes tiroid serumtiroksin [T dan thyroid-stimulating hormone [TSH] tingkat) dilakukan. Pengujianuntuk myasthenia gravis dan multiple sclerosis harus benar-benar dipertimbangkan untuk mereka dengan diplopia berselang.PengobatanPengobatan manajemen gangguan yang mendasarinya.
Minggu, 17 April 2011
OVERVIEW METABOLISM
05.13
Riski Chairi
OVERVIEW METABOLISM
METABOLISME ASAM LEMAK
Metabolisme glukosa
Metabolisme zat gizi
•Zat gizi utama seperti :
Karbohidrat
Protein
Lemak
Akan Dicerna dalam saluran cerna
Diserap oleh darah
Dimetabolisme via zat antara (Intermediet)Metabolisme intermediet
•Melalui:
Jalur anabolik ( sintesis)
Jalur katabolik ( oksidasi, pelepasan energi dalam bentuk Fosfat energi tinggi, Ekivalen pereduksi)
Jalur amfibolik ( pd persimpangan metabolisme. Penghubung Anabolik dan katabolik)
Metabolisme normal
•Merupakan persyaratan logis utk memahami met. Abnormal
•Mencakup variasi dan adaptasi thd:
Kelaparan
Olahraga
Kehamilan
Laktasi
Metabolisme abnormal
•Menjadi dasar patobiologi berbagai penyakit
•Disebabkan oleh :
Defisiensi zat gizi
Defisiensi enzim
Sekresi hormon abnormal ( diabetes melitus)
METABOLISME KARBOHIDRAT
METABOLISME ASAM LEMAK
Metabolisme glukosa
•Glikolisis– TCA – Oksidasi fosforilasi –ATP
•Konversi jadi glikogen
•Lintasan pentosa fosfat, mrpk sumber ekivalen pereduksi biosintesis lemak dan nukleotida
•Triosa fosfat, menghasilkan gliserol
•Piruvat dan zat antara TCA menyediakan rangka karbon utk sintesis Asam amino
•Asetil Ko-A:
Unsur pembentuk Asam lemak rantai panjang
Bahan utk biosintesis kolesterol
Glukoneogenesis:
Pembentukan glukosa dari laktat, asam amino dan gliserol
Metabolisme lipid
•Terutama berhubungan dg asam lemak dan kolesterol
•Asam lemak : makanan , sintesis sari asetil Ko-A
•Dalam jaringan asam lemak mengalami :
Oksidasi
Esterifikasi jadi asil gliserol ( cadangan utama kalori tubuh)
•Ko enzim A: Dioksidasi jadi O2 dan CO2 Sumber atom C kolesterol Dalam hati menjadi benda keton
•Benda keton: merupakan bahan bakar alternatif larut dalam air sumber energi pada kelaparan
Metabolisme asam amino
•Asam amino esensial dan non-esensial
•Disintesis dari zat antara dg transaminasi. Setelah deaminasi jadi ion ammonium , selanjutnya
dijadikan ureum dan diekskresi
•Rangka karbon asam amino : dioksidasi jadi CO2 mlli TCA membentuk glukosa membentuk benda keton
•Perkursor purin, pirimidin, hormon (epifeprin, tiroksin)
Penelitian lintasan metabolik
•Tingkat organ dan jaringan tubuh
TRANSPORT DAN ALUR SUBSTRAT LIPID DAN METABOLIT
LOKASI INTRASEL DAN GAMBARAN METABOLISME UTAMA
MEKHANISME KONTROL REAKSI YANG DIKATALISIS ENZIM